Blog Archives

Musik Dan DPR Yang Terbelah

Suhu politik di Indonesia sedikit panas mungkin juga panas. dimulai dari pemilu Capres, bahkan hawa panas dimulai dari pemilihan Caleg. dimana tiba-tiba Jokowi sebagai gubernur DKI dicalonkan menjadi Presiden. tentu dengan Jokowi ikut ke panggung Capres suasana semakin panas. tentu dengan munculnya Jokowi membuat calon lain merasa tersaingi bisa jadi begitu, dimana Jokowi si Penggemar musik Rock N Roll ini mampu menjadi DKI 1 dan tentunya Jokowi menjadi Idola tersendiri. keadaan ini barangkali membuat para pesaing dan pembenci Jokowo merandang.

Pada akhirnya Jokwi dinyatakan menjadi Presiden, namun gemuruhnya belum selesai. kali ini bukan tentang Jokowi, namun dalam tubuh DPR. DPR terbelah menjadi dua karena (kabarnya ) semua posisi diambil oleh koalisi yang mendukung Presiden pesaing Jokowi. keadaan ini semakin riuh dimana bermunculan pengamat-pengamat politik dadakan, saling sahut antar pendukung di media sosial. dalam keadaan panas seperti ini ada kasus penghinaan presiden oleh tukang sate. selanjutnya bisa ditebak, media sosial kembali rame. anggota DPR turun ke jalan, seolah ingin menyelesaikan masalah. mau dibawa kemana negeri ini?

***

Di kelas musik, Dosen bertanya pada salah satu mahasiswa yang berambut gondrong.

“Menurutmu musik yang bagus itu seperti apa?”

Si Mahasiswa berambut gondrong menjawab dengan penuh kepercayaan tinggi

“Rock N Roll dan musik keras yang paling bener pak.”

Dosen itu tertawa, namun tidak menyalahkan. Dosen itu sepertinya paham, kalau mahasiswanya itu memang sangat mengidolakan musik keras. kalaupun dibantah tentu tidak akan menemukan jawaban yang tepat yang ada pembenaran. begitulah bila mengidolakan sesuatu semua terasa menakjubkan dan begitu hebat. namun sebenarnya masih banyak musik yang enak yang harus didengar.

“Coba kamu lebih banyak mendengar musik, musik apa saja.” ucap Dosen itu

“Tapi saya percaya bahwa musik yang paling bener itu cuma musik keras.” ucap Mahasiswa itu ngotot dan membenarkan prinsipnya. Dosen hanya tersenyum.

“Apa yang kau ucapkan ada benarnya dan mungkin ada tidak benarnya. maka dari itu kita harus lebih banyak belajar walapun musik itu tidak kamu sukai. kadang didalam unsur-unsur musik itu ada nada yang kamu butuhkan untuk memperkaya permainanmu. atau mungkin kamu malah menjadi bagian dari musik yang kamu benci itu. musik bukan persaingan, namun sebuah bahasa Universal.”

Esok paginya mahasiswa gondrong itu memainkan lagu-lagu yang selama ini tidak pernah didengar dengan piano di stodio. Dan pada akhirnya mahasiswa itu mengerti, banyak belajar,banyak memahami,banyak mendengarkan dan banyak bertemu dengan dunia yang berbeda akan membuat kita kaya pengetahuan.

apa hubungannya dengan DPR yang terpecah?

bila di ibaratkan musik DPR hanya memainkan satu aliran musik. seperti halnya mahasiswa tadi. Akan mengatakan kalau musik yang paling bener dan waras adalah musik keras. DPR yang terpecah tidak mau mendengar musik lain untuk membentuk harmoni dan nada-nada yang indah. setiap lagu ada kelemahannya namun juga ada kelebihan tinggal bagaimana membuat apik musik itu. begitu juga dengan DPR bagaimana membuat harmoni yang baik untuk menjalankan roda pemerintahan. bukankah musik dan DPR juga mempunyai satu tujuan dalam menyampaiakan pesan. bahasa Universal dan bahasa untuk rakyat.