Blog Archives

Kalau Aku Lelakimu Aku Akan Tetap Memilihmu

Ah, aku mungkin memang gila. Ya, aku menggilaimu sejak pertemuan pertama itu. aku selalu suka setiap kali berjanji akan bertemu denganmu. aku selalu mengenang pertemuan itu. sore,hujan,rintik panas dan cerita-cerita. tak lupa secangkir kopi hitam dan segelas jus jeruk. aku ingat bajumu dan juga sepatumu. tapi yang paling terekam dalam ingatanku adalah binar matamu. binar matamu membawa mimpi indah dalam lelapku.

Lalu….entahh, cerita-cerita itu hanya bisa kuingat.walau sesungguhnya aku menginginkan pertemuan. melihat binar matamu, cerita-cerita, secangkir kopi dan tentu segelas jus jeruk. entahlah salah apa yang membuat kau mendiamkan aku. barangkali aku memang salah, namun paling tidak bicaralah padaku, bicara apa saja atau mungkin marah. kemudian aku pasrahkan perasaanku tentang kamu kepada waktu, barangkali sang waktu akan jujur kepadaku atau mengabarkan resahku diam-diam ketelingamu lewat angin,kemudian menyentuh hatimu. barangkali aku hanya menunggu harapan hatiku yang menggilaimu. mungkin juga sia-sia, tapi aku percaya bahwa mengenalmu bukanlah kesiaan. entah ada rahasia apa kita dipertemukan. namun bila kamu ingin melupakan dan membenciku itulah hak setiap kehidupan. bukankah lebih baik kita tidak perlu saling mendiamkan. bagaimana kalau kita cairkan semua ini dengan secangkir kopi dan segelas jus jeruk. sederhana bukan?

aku mencoba memahami,aku ikuti apa yang kamu inginkan. Diam, iya lebih baik diam. tapi aku tidak bisa melupakan setiap cerita-cerita sore itu aku ingin mengulang lagi dan lagi. namun kamu memilih diam, ya aku paham. aku ikuti permainan diam. walau kadang aku masih berusaha menyapamu dan ingin mendapat jawabanmu walau sekedar ‘hai’. barangkali sia-sia,namun buatku tidak.

Waktu berlalu, aku mendapat kabar kekasihmu memilih yang lain. Ah, kenapa aku yang merasa sakit. apa yang dipikirikan lelaki itu,mungkin kau lebih tau. tapi kau juga harus tau kalau aku menginginkanmu. lelaki itu mendapatkan kesempatan yang aku inginkan. sudahlah mungkin waktu sedang ingin bermain-main, atau mungkin waktu memang menyipkan kado terindah untukmu. namun akan kukatakan padamu, kalau aku lelakimu aku akan tetap memilihmu